KEKECEWAAN DIUJUNG KEMENANGAN
Nino (kanan bawah) yang membawa SMA Santa Maria Surabaya sampai babak final DBL East Java Region. |
Tak
dapat dilupakan oleh Nino pengalamannya saat membawa SMA Santa Maria menuju
kemenangan perdana dalam pertandingan DBL. Cuap – cuap
para supporter meramaikan suasana di lobby DBL Arena saat itu. Supporter yang berbaju
putih itu berbaur dengan supporter – supporter lainnya. Diketahui bahwa mereka
yang mendukung sekolah SMA Santa Maria dalam babak Final melawan Juara I South
Region itu menaruh harapan besar pada Indra Wijaya selaku kapten bernomor
punggung 8, Imanuel Christian yang sering disapa Nino (7), Priyono (11), Daniel
Tirtodjojo (13), dan Ario Bimo (6) yang telah menyabet gelar Juara I North
Region yang mengalahkan Frateran dalam adu tanding babak Final yang lalu. Semua
telah bersiap untuk menyaksikan Laga putera – putera Sanmar ini.
2 hari sebelum Hari
Kemerdekaan Indonesia adalah hari dimana pertarungan sengit SMA Santa Maria
dengan SMAN 2 Jember berlangsung. Santa Maria yang menjadi tuan rumah baru
memulai aksinya sekitar pukul delapan lewat sepuluh malam. Diawali dengan
pembukaan yang membuat penonton takjub dan tidak tahan untuk meluapkan histeria
babak Final antara 2 kubu terkuat itu.
Pertandingan dimulai.
SMADA Jember memberikan salam perkenalan terlebih dulu dengan skor hasil gerak
lincah mereka. Beberapa poin akhirnya baru terkejar Sanmar yang tak ingin
tersaingi SMADA. Poin masih diungguli SMADA Jember ketimbang Santa
Maria saat awal – awal pertandingan. Arif Hidayat selaku kapten SMAN 2 Jember
ingin membuktikan kemampuannya dengan segala kesempatan yang ada disaat Sanmar
lengah membawa bola. Dengan sigap ia menggiringnya dan, masuk! Pertandingan
berlangsung serius. Nino yang mencetak poin tertinggi pada babak yang lalu kali
ini sering meleset dalam tembakan jarak dekatnya. Namun begitu, Sanmar tetap
mengejar ketinggalannya dengan tak kalah gesit dan kuarter pertama diungguli
oleh SMAK Santa Maria dengan perolehan nilai 11 – 8. Bimo menyumbang 2 poin,
Indra 3 poin, Daniel 3 poin, dan Priyono 3 poin.
Selanjutnya, permainan
pada kuarter ke-2 semakin sengit. Kubu Jember mengejar ketinggalan mereka
dengan cepat dan penuh kemauan. Supporter SMAN 2 Jember yang didatangkan
langsung dari Jember mengalahkan suara
supporter Sanmar yang kebanyakan terpaku menonton pertandingan. Suasana lebih
mendukung SMADA dalam mencetak poin. Suara Sanmar yang biasanya tak kalah
dengan lawannya kali ini tidak berarti apa – apa karena mereka tidak duduk dalam
satu wilayah, malah terpencar di beberapa tempat lain yang lumayan berjauhan. 1
poin kurang untuk Santa Maria hari itu. Dengan jumlah foul yang sama, 3, dan
dengan perolehan nilai 22 – 30 untuk SMADA
pertandingan kuarter ke-2 berakhir. Nino dengan 3 poin, Indra 5 poin,
Priyono 3 poin, Daniel 7 poin, dan Bimo dengan 3 poin.
“Sebenarnya telah terlihat siapa yang lebih unggul dalam pertandingan
ini. Ditinjau dari fisik, postur tubuh mereka lebih mantab dibanding wakil dari
Surabaya ini. Kemampuan mengambil kesempatan, mencetak poin dalam jarak jauh
maupun dekat juga terlihat lebih jago Jember dibanding Santa Maria. Emosi
merekapun juga tidak kalah bagus dibanding Santa maria. Buktinya foul Sanmar
lebih banyak dibanding SMADA. Jember bermain dengan tenang, namun
menghanyutkan. Sebenarnya Sanmar juga memiliki peluang yang besar untuk dapat
mengungguli Jember,” kata Nino
menggebu-gebu. Namun, kesempatan itu agaknya tertutup
karena cederanya kaki pencetak poin Santa Maria nomor 7, Nino, yang semestinya
dapat sangat membantu kemenangan Santa Maria dalam kiprahnya mengharumkan nama
sekolah.
Pertandingan berlanjut
kekuarter ketiga. Santa Maria telah kebakaran jenggot melihat skor yang seperti
itu. Semangat tak kenal putus asa mereka tunjukkan. Permainan mereka kali ini
lebih lincah dibanding sebelumnya yang hanya menunggu bola datang padanya. Pada
tengah – tengah permainan, Santa Maria sempat mengejar beberapa skor, namun
akhirnya juga terkejar oleh SMADA. Tim bench Sanmar ikut was – was dan hanya
dapat berdoa di tempat agar teman mereka yang sedang bermain dapat memberikan yang
terbaik. Terdengar tabuhan drum – drum yang bermaksud menambah semangat
penonton untuk turut mendukung Santa Maria. Di mana Sanmar yang sebelumnya?
Puncaknya, yakni
pertandingan keempat. Apalagi saat menit – menit terakhir. Pengejaran habis –
habisan diperlihatkan pemain Santa Maria. Mereka gesit dalam membawa bola, memperkuat
defense yang kurang, memblok SMADA
saat akan melakukan lay up, dan
berusaha mencetak poin secara cepat. Menit – menit akhir itu berjalan lambat. Divariasi
dengan Free Throw beberapa kali yang dilakukan Santa Maria dan SMADA. Dan hampir sampai di ujung pertandingan, skor
Santa Maria dengan SMADA Jember sempat sama. 57 poin dengan pengejaran beberapa
poin oleh SMADA. Namun, SMADA yang tidak menerima adanya over time berturut – turut mencetak 6 poin dengan 3 kali tembakan. Supporter
Sanmar sepi. Puteri – puterinya mulai menitikkan air mata, berpelukan, terdiam
tuk berdoa, mengarahkan tangan mereka pada pemain – pemainnya, dan beberapa
meneriakkan dukungan – dukungan. Tidak ada yang bisa diharapkan pada detik –
detik terakhir. Klaksonpun dibunyikan tanda kegagalan SMA Santa Maria Surabaya
merebut gelar Champion of East Java. Sanmar
menghadapi kekalahan yang ketiga setelah tim basket Puteri dan tim yel – yelnya
tidak dapat sampai di babak Final. Pemain basket Sanmarpun tak dapat berbuat
apa – apa, hanya meratapi kekalahannya semata. Sanmar terhening sementara.
“Ada beberapa hal yang disesalkan. Sebenarnya, jika Santa Maria
selalu mencetak angka tiap Free Throw dan selalu menggunakan kesempatan yang
ada, Santa Maria dapat mengimbangi angka Jember. Bisa saja over time dan
diadakan tambahan waktu yang dapat menguntungkan Santa Maria karena dapat
mengejar ketinggalan angkanya. Namun, Dewi Fortuna tidak sedang berpihak pada
Sanmar. Meski begitu, Sanmar tetap mesti bangga karena telah dapat menjadi
juara wilayah Utara yang sudah mengalahkan Sinlui yang sering menganggap
sebelah mata Santa Maria di babak perempat final dan mengalahkan Frateran di final pada tanggal 12
Agustus 2009 lalu,” ujar Nino.
No comments:
Post a Comment