Thursday, 19 June 2014


KEKECEWAAN DIUJUNG KEMENANGAN

Nino (kanan bawah) yang membawa SMA Santa Maria Surabaya sampai babak final DBL East Java Region.
Tak dapat dilupakan oleh Nino pengalamannya saat membawa SMA Santa Maria menuju kemenangan perdana dalam pertandingan DBL. Cuap – cuap para supporter meramaikan suasana di lobby DBL Arena saat itu. Supporter yang berbaju putih itu berbaur dengan supporter – supporter lainnya. Diketahui bahwa mereka yang mendukung sekolah SMA Santa Maria dalam babak Final melawan Juara I South Region itu menaruh harapan besar pada Indra Wijaya selaku kapten bernomor punggung 8, Imanuel Christian yang sering disapa Nino (7), Priyono (11), Daniel Tirtodjojo (13), dan Ario Bimo (6) yang telah menyabet gelar Juara I North Region yang mengalahkan Frateran dalam adu tanding babak Final yang lalu. Semua telah bersiap untuk menyaksikan Laga putera – putera Sanmar ini.
2 hari sebelum Hari Kemerdekaan Indonesia adalah hari dimana pertarungan sengit SMA Santa Maria dengan SMAN 2 Jember berlangsung. Santa Maria yang menjadi tuan rumah baru memulai aksinya sekitar pukul delapan lewat sepuluh malam. Diawali dengan pembukaan yang membuat penonton takjub dan tidak tahan untuk meluapkan histeria babak Final antara 2 kubu terkuat itu.
Pertandingan dimulai. SMADA Jember memberikan salam perkenalan terlebih dulu dengan skor hasil gerak lincah mereka. Beberapa poin akhirnya baru terkejar Sanmar yang tak ingin tersaingi SMADA.  Poin  masih diungguli SMADA Jember ketimbang Santa Maria saat awal – awal pertandingan. Arif Hidayat selaku kapten SMAN 2 Jember ingin membuktikan kemampuannya dengan segala kesempatan yang ada disaat Sanmar lengah membawa bola. Dengan sigap ia menggiringnya dan, masuk! Pertandingan berlangsung serius. Nino yang mencetak poin tertinggi pada babak yang lalu kali ini sering meleset dalam tembakan jarak dekatnya. Namun begitu, Sanmar tetap mengejar ketinggalannya dengan tak kalah gesit dan kuarter pertama diungguli oleh SMAK Santa Maria dengan perolehan nilai 11 – 8. Bimo menyumbang 2 poin, Indra 3 poin, Daniel 3 poin, dan Priyono 3 poin.
Selanjutnya, permainan pada kuarter ke-2 semakin sengit. Kubu Jember mengejar ketinggalan mereka dengan cepat dan penuh kemauan. Supporter SMAN 2 Jember yang didatangkan langsung dari Jember  mengalahkan suara supporter Sanmar yang kebanyakan terpaku menonton pertandingan. Suasana lebih mendukung SMADA dalam mencetak poin. Suara Sanmar yang biasanya tak kalah dengan lawannya kali ini tidak berarti apa – apa karena mereka tidak duduk dalam satu wilayah, malah terpencar di beberapa tempat lain yang lumayan berjauhan. 1 poin kurang untuk Santa Maria hari itu. Dengan jumlah foul yang sama, 3, dan dengan perolehan nilai 22 – 30 untuk SMADA  pertandingan kuarter ke-2 berakhir. Nino dengan 3 poin, Indra 5 poin, Priyono 3 poin, Daniel 7 poin, dan Bimo dengan 3 poin.
Sebenarnya telah terlihat siapa yang lebih unggul dalam pertandingan ini. Ditinjau dari fisik, postur tubuh mereka lebih mantab dibanding wakil dari Surabaya ini. Kemampuan mengambil kesempatan, mencetak poin dalam jarak jauh maupun dekat juga terlihat lebih jago Jember dibanding Santa Maria. Emosi merekapun juga tidak kalah bagus dibanding Santa maria. Buktinya foul Sanmar lebih banyak dibanding SMADA. Jember bermain dengan tenang, namun menghanyutkan. Sebenarnya Sanmar juga memiliki peluang yang besar untuk dapat mengungguli Jember,” kata Nino menggebu-gebu. Namun, kesempatan itu agaknya tertutup karena cederanya kaki pencetak poin Santa Maria nomor 7, Nino, yang semestinya dapat sangat membantu kemenangan Santa Maria dalam kiprahnya mengharumkan nama sekolah.
Pertandingan berlanjut kekuarter ketiga. Santa Maria telah kebakaran jenggot melihat skor yang seperti itu. Semangat tak kenal putus asa mereka tunjukkan. Permainan mereka kali ini lebih lincah dibanding sebelumnya yang hanya menunggu bola datang padanya. Pada tengah – tengah permainan, Santa Maria sempat mengejar beberapa skor, namun akhirnya juga terkejar oleh SMADA. Tim bench Sanmar ikut was – was dan hanya dapat berdoa di tempat agar teman mereka yang sedang bermain dapat memberikan yang terbaik. Terdengar tabuhan drum – drum yang bermaksud menambah semangat penonton untuk turut mendukung Santa Maria. Di mana Sanmar yang sebelumnya?
Puncaknya, yakni pertandingan keempat. Apalagi saat menit – menit terakhir. Pengejaran habis – habisan diperlihatkan pemain Santa Maria. Mereka gesit dalam membawa bola, memperkuat defense yang kurang, memblok SMADA saat akan melakukan lay up, dan berusaha mencetak poin secara cepat. Menit – menit akhir itu berjalan lambat. Divariasi dengan Free Throw beberapa kali yang dilakukan Santa Maria dan SMADA.  Dan hampir sampai di ujung pertandingan, skor Santa Maria dengan SMADA Jember sempat sama. 57 poin dengan pengejaran beberapa poin oleh SMADA. Namun, SMADA yang tidak menerima adanya over time berturut – turut mencetak 6 poin dengan 3 kali tembakan. Supporter Sanmar sepi. Puteri – puterinya mulai menitikkan air mata, berpelukan, terdiam tuk berdoa, mengarahkan tangan mereka pada pemain – pemainnya, dan beberapa meneriakkan dukungan – dukungan. Tidak ada yang bisa diharapkan pada detik – detik terakhir. Klaksonpun dibunyikan tanda kegagalan SMA Santa Maria Surabaya merebut gelar Champion of East Java. Sanmar menghadapi kekalahan yang ketiga setelah tim basket Puteri dan tim yel – yelnya tidak dapat sampai di babak Final. Pemain basket Sanmarpun tak dapat berbuat apa – apa, hanya meratapi kekalahannya semata. Sanmar terhening sementara.
Ada beberapa hal yang disesalkan. Sebenarnya, jika Santa Maria selalu mencetak angka tiap Free Throw dan selalu menggunakan kesempatan yang ada, Santa Maria dapat mengimbangi angka Jember. Bisa saja over time dan diadakan tambahan waktu yang dapat menguntungkan Santa Maria karena dapat mengejar ketinggalan angkanya. Namun, Dewi Fortuna tidak sedang berpihak pada Sanmar. Meski begitu, Sanmar tetap mesti bangga karena telah dapat menjadi juara wilayah Utara yang sudah mengalahkan Sinlui yang sering menganggap sebelah mata Santa Maria di babak perempat final dan  mengalahkan Frateran di final pada tanggal 12 Agustus 2009 lalu,” ujar Nino.

No comments:

Post a Comment